Hari Kedua BIMTEK LMS Pillar Batch 1: Fokus pada Manajemen Waktu, Aktivitas, dan Sistem Absensi dalam Pembelajaran Digital

Hari Kedua BIMTEK LMS Pillar Batch 1: Fokus pada Manajemen Waktu, Aktivitas, dan Sistem Absensi dalam Pembelajaran Digital

Cirebon, 4 Juni 2025 — Hari kedua Bimbingan Teknis (BIMTEK) LMS Pillar Batch 1 yang digelar oleh Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) menitikberatkan materi pada praktik teknis pengelolaan pembelajaran daring. Peserta pelatihan memasuki sesi mendalam mengenai manajemen waktu, pengaturan aktivitas per sesi, sistem absensi online, dan strategi manajemen konten di dalam LMS.

Diskusi yang berlangsung menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk merancang sesi pembelajaran yang tidak hanya komprehensif dalam isi, tetapi juga jelas dalam alokasi waktu serta fleksibel dalam implementasinya. Hal ini memberikan gambaran teoretis dan praktis bagi pengembangan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang efisien dan adaptif.

Diskusi diawali dengan pertanyaan seputar durasi ideal untuk menyelesaikan satu sesi pembelajaran yang mencakup beragam aktivitas. Para peserta menyoroti bahwa satu topik—seperti writing dalam mata kuliah Bahasa Inggris—tidak dapat diselesaikan dalam satu aktivitas tunggal. Oleh karena itu, disepakati bahwa alokasi waktu untuk setiap sesi sebaiknya diberikan dalam rentang 2–3 hari, sesuai tingkat kompleksitas aktivitas.

“Kebingungan mahasiswa sering muncul ketika durasi tidak dibagi secara jelas. Tanpa pengaturan waktu yang terstruktur, mahasiswa tak tahu kapan tugas harus diselesaikan,” ujar salah satu dosen peserta bimtek.

Ketidakteraturan waktu sesi dapat menimbulkan beban kerja tidak seimbang dan mempersulit pemantauan progres mahasiswa. Guna mengatasi hal ini, peserta sepakat bahwa LMS harus menyediakan fitur penjadwalan sesi yang fleksibel namun tetap terstruktur. Fitur tersebut diharapkan mampu menyesuaikan alokasi waktu setiap aktivitas berdasarkan karakteristik masing-masing topik pembelajaran.

Masalah fleksibilitas waktu juga menjadi perhatian, mengingat mahasiswa UINSSC tersebar di berbagai wilayah—bahkan  di luar negeri. Tantangan utama yang muncul adalah mencari rentang waktu pertemuan daring yang dapat diikuti oleh semua pihak.

Menanggapi hal itu, tim  pengembang LMS menjelaskan bahwa sistem saat ini telah mendukung penjadwalan otomatis dan pengelolaan materi secara terintegrasi. Admin dapat sekaligus mengunggah materi untuk beberapa kelas dan menentukan jadwal akses sesuai kalender akademik.

“Sistem kami mendukung akses materi berbatas waktu, integrasi link meeting online, serta absensi otomatis berbasis klik saat mahasiswa mengikuti pertemuan daring,” jelas perwakilan tim Pillar.

Salah satu pokok bahasan penting hari ini adalah mekanisme absensi dalam pembelajaran jarak jauh. Kehadiran mahasiswa kini ditentukan bukan oleh kehadiran fisik, melainkan melalui partisipasi aktif di platform LMS.

“Misalnya, setiap topik memiliki satu link meeting yang sudah dijadwalkan dan dapat langsung diakses mahasiswa sesuai waktu, dengan absensi tercatat berdasarkan klik pada link tersebut; jika tidak klik tepat waktu, mahasiswa dianggap tidak hadir,” ujar perwakilan tim LMS Pillar.

Sistem LMS Pillar juga memungkinkan admin untuk menjadwalkan link meeting secara otomatis dan mengintegrasikannya ke dalam kelas yang telah dibuat, sehingga dosen dapat memantau kehadiran dan keterlibatan mahasiswa baik secara real-time maupun asinkron.

Meskipun demikian, tantangan zona waktu tetap menjadi isu signifikan, terutama bagi mahasiswa yang berada di wilayah timur Indonesia atau luar negeri. Sebagai solusi, peserta pelatihan menyepakati penggunaan rentang waktu akses yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi berbagai perbedaan waktu, ketimbang mengacu pada jadwal jam absolut.

Penekanan pada keseimbangan antara fleksibilitas dan struktur diharapkan menjadi landasan bagi UINSSC dalam membangun ekosistem pendidikan digital yang adaptif dan berorientasi pada mutu. Dengan dukungan penuh dari LMS Pillar, para dosen UINSSC diharapkan mampu menjalankan program PJJ secara lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Scroll to Top